Pengantar Pendidikkan

oleh Ade Ira Septiani pada 30 September 2012 pukul 17:00 ·
BAGAIMANA SISTEM PENDIDIKAN KETIKA MUNCULNYA MEKANIKAL PARSIAL

            Tujuan pendidikan  adalah memuat gambaran mengenai nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Fungsi pendidik salah satunya adalah proses pembentukkan pribadi yang artinya manusia pendidik merupakan sesuatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya peserta didik,
            Di Indonesia sendiri sudah menjadi kebudayaan apabila sesuatu hal tidak tecapai maka semua orang saling menyalahkan satu sama lain, dan ketika muncul mekanikal parsial, system pendidikkan tidak lagi berfungsi sebagai pendidikkan melainkan ajang menyalahkan satu sama lain antara orang tua peserta didik dan penpendidik atau yang lainnya, pada saat mekanikal parsial telah terjadi disistem pendidikkan, seharusnya pengajar atau orang tua bukan lagi saling menyalahkan satu sama lain melainkan mengintropeksi diri dan mengevaluasi kenapa hal itu bisa terjadi.
             Kelemahan mendasar paradigma pendidikan kapitalistik tersebut yaitu ,menepatkan pendidikan sebagai system mekanik di mana permasalahanya dan solusi pemecahannya bersifat parsial sehingga dunia pendidikan bekesan sebagai sebagai konstruksi yang penuh dengan tambalan dan sulaman.mekanisme program-program pemerintahan dalam dunia masih bersifat  sebagai jawaban dari permasalahan (kuratif) padahal sejatinya haruslah bersifat preventif.  Jikalau sekarang peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah kejuruan sedang di galak-galak kan oleh depdiknas sebagai upaya mencetak output yang dapat terserap kedalam dunia usaha ketika penentuanm kebijakan tersebut bersifat kuratif ( terlambat ) , tentu saja masih jauh dari realitas , dan terkesan asal asalan . lalu output yang telah menyandang prediket pengangguran tentu saja menjadi beban masyarakat . berpijak pada paradikma pendidikan kapitalistik dengan konsep intput – process – output  , pengangguran adalah output unseles society atau produk gagal.


oleh Ade Ira Septiani pada 16 September 2012 pukul 14:09 ·
            Pemecahan masalah pendidikan, Analisis Hubungan proses pengajaran dan pendidikan di Perguruan Tinggi.


                Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan pengajar dalam menyampaikan pengetahuan kepada muridnya. Pengajaran juga diartikan sebagai interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara pengajar dan muridnya.
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
            Pendidik dalam rangka pengajaran dituntut untuk melakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan ilmiah. Oleh karena itu, peran pendidik tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sekaligus sebagai pembimbing yaitu sebagai wali yang membantu anak didik mengatasi kesulitan dalam studynya dan pemecahan bagi permasalahan lainnya.
            Sehubungan dengan membanjirnya informasi seperti sekarang ini, sangat mudah mendapatkan data atau informasi yang diperlukan. Kiranya tidak relevan lagi ketika dosen hanya membagi informasi dan menjelaskan secara konsep-konsep sederhana. Tentu tugas dosen tidak sebatas itu, melainkan setidak-tidaknya adalah menumbuhkan semangat mencari hal baru. Yang dibutuhkan  pada zaman seperti sekarang ini, adalah kemauan untuk melakukan riset. Tugas mahasiswa adalah mencari data, kemudian menganalisis dan selanjutnya membuat tulisan untuk kemudian mendiskusikannya dengan dosen Pembina dan teman-temannya. Dengan cara itu, maka mahasiswa akan menguasai bidang-bidang yang dikaji secara cepat.
            Dengan kondisi seperti itu, maka pengajaran diperguruan tinggi tidak lagi relevan hanya berupa ceramah diruang kuliah, tetapi seharusnya berupa riset, penulisan karya ilmiah, dan selanjutnya mendiskusikannya dan bahkan juga berdebat, baik antar sesame mahasiswa dan bahkan dengan para dosennya. Pengajaran dengan pendekatan seperti itu, maka juga menunutut agar evaluasi yang dikembangkan juga berbeda. Mahasiswa dan bahkan dengan para dosennya. Pengajaran dengan pendekatan seperti itu, maka juga menuntut agar evaluasi yang dikembangkan juga berbeda. Mahasiswa tidak lagi dituntut menunjukan sejumlah hafalannya tentang konsep  atau juga teori, melainkan konsep atau teori apa yang telah ditemukan dari kegiatan risetnya

Pengantar pendidikan (contoh alasan PSH)

oleh Ade Ira Septiani pada 5 September 2012 pukul 23:23 ·
  Alasan-alasan munculnya pembelajaran seumur hidup




1. Alasan Keadilan
            Terselenggaranya PSH secara meluas di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan sosial. Hinsen menunjukan konteks yang lebih luas yaitu dengan terselenggaranya PSH yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan internasional (Cropley: 33). Dalam hubungan ini Bowle mengemukakan statemen bahwa pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial (Cropley: 33).

            Contohnya: tidak meratanya sarana prasarana belajar, antara daerah terpencil dan perkotaan
2. Alasan Ekonomi
            Tidak dapat dipungkiri, alasan ekonomi merupakan alasan yang sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan. Apalagi di Negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan hampir-hampir tidak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. tidak terkecuali di Negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan, dan mereka merasa berat beban biaya penyelenggaraan pendidikan tersebut. Dalam hubungannya dengan masalah tersebut PSH yang secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35).
            Contohnya: seoang anak yang tidak mampu menerima dana bos dari pemerintah melalui sekolahnya.

3. Alasan Faktor Sosial
            Faktor yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek. Perkembangan iptek yang demikian pesat yang telah melanda negara maju dan negara-negara yang sedang berkembang memberi dampak yang besar terhadap terjadinya karena adanya perubahan-perubahan kehidupan sosial ekonomi dan nilai budaya. Seperti berubahnya corak pekerjaan, status dan peran adolesen versus kelompok dewasa, hubungan sosial pekerja dengan atasannya, khususnya bertambahnya usia harapan hidup dan menurunnya jumlah kematian bayi, dan yang tak kalah pentingnya ialah berubahnya sistem dalam peranan lembaga pendidikan.
Fungsi pendidikan yang seharusnya diperankan oleh keluarga, dan juga fungsi lainnya, seperti fungsi ekonomi, rekreasi dan lain-lain, lebih banyak diambil alih oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi di luar lingkungan keluarga, khususnya oleh sekolah. Jika dahulu masa anak dan remaja diartikan sebagai masa belajar dalam dunia persekolahan, sedangkan dunia orang dewasa adalah dunia kerja, kini garis batas yang memisahkan kedua kelompok usia tersebut sedang menjadi kabur
            Contohnya: Seperti berubahnya corak pekerjaan, status dan peran adolesen versus kelompok dewasa, hubungan sosial pekerja dengan atasannya, khususnya bertambahnya usia harapan hidup dan menurunnya jumlah kematian bayi, dan yang tak kalah pentingnya ialah berubahnya sistem dalam peranan lembaga pendidikan.




4. Alasan Perkembangan Iptek
            Uraian sebelumnya telah menjelaskan betapa luasnya pengaruh perkembangan iptek dalam semua sektor pembangunan. Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia
            Contohnya : pendidikan belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi. Namun invensinya didalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal, seperti dalam jejaringan social.


Dimensi-dimensi Hakikat Manusia

            Dimensi keindividualan
            Pribadi yang berbeda dengan yang lain, manusia adalah monodualis ciptaan tuhan yang dianugrahi (dikaruniai) status sebagai khalifaj dimuka bumi. Sebagaimana bayi yang dianugrahi keadaan jasmani yang lemah tetapi memiliki potensi-potensi jasmaniah berupa kelengkapan anggota tubuh dan rohaniah berupa daya cipta, rasa, karsa, instuisi dan bakat. Factor inilah yang dapat membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya yang bersifat unik, yang dapat berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan tempat mereka berada.
            Contohnya:

  1. Pada diri sendiri, seseorang yang memepertanggung jawabkan pilihannya ke perguruan tinggi yang ia tuju
  2. Pada keluarga, seorang anak yang menjaga orangtuanya ketika orangtuanya sakit
  3. Pada masyarakat, seorang tentara yang mengabdikan hidupnya pada Negara.

            Dimensi kesosialan
            Ketergantungan kebutuhan pada orang lain. Manusia disamping makhluk monodualis sekaligus makhluk pluralis. Manusia dilahirkan dengan berbagai suku bangsa tertentu dan dengan adat serta kebudayaan mereka tertentu pula, sebagai suatu anggota masyarakat, seseorang berkewajiban untuk berperan dan menyesuaikan diri serta bekerja sama dengan masyarakat tempat mereka berada. Pada dasarnya manusia memiliki dimensi kesosialan.
  1. Pada diri sendiri, seseorang yang membantu mendirikan PLTA didaerah terpencil, ditempat ia tinggal.
  2. Pada keluarga, seorang ayah yang menasehati anaknya karena kesalahan yang dibuat oleh anaknya.
  3. Pada masyarakat, memperkenalkan kebudayaan pada masyarakat luas.

            Dimensi kesusilaan
            Manusia dengan kemampuan akal dan pikiran yang mereka miliki, memungkinkan mereka untuk menentukan sesuatu manakah yang baik manakah yang buruk, manakah yang pantas mereka lakukan atau manakah yang tidak pantas mereka lakukan. Dengan pertimbangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang mereka junjung memungkinkan mereka untuk berbuat, bertindak dan berprilaku secara susila (sesuai dengan etika)
  1. Pada diri sendiri, menerapkan tata krama pada diri sendiri.
  2. Pada keluarga, menjaga cara berbicara antara sesama saudara.
  3. Pada masyarakat, menjaga sopan santun antar masyarakat.



            Dimensi keberagamaan
            keyakinan adanya kekuatan yang mengendalikan seluruh aspek kehidupan diluar kehidupan makhluk hidup didunia. Manusia adalah makhluk realigius yang dianugrahi ajaran-ajaran yang mereka yakini yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kemaslahatan dan keselamatannya. Manusia sebagai makhluk beragama mempunyai kemampuan untuk menghayati dan merenungi pengalaman diri dan dunianya menurut agama dan ajaran masing-masing yang akan membawa mereka kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang.pemahaman dan pelajaran agama bisa mereka dapatkan melalui pelajaran agama sembahyang, doa-doa, meditasi, komitmen aktif dan berbagai macam praktek ritual lainnya yang dapat memberikan mereka pemahaman tersebut.
  1. Pada diri sendiri, melaksanakan sholat lima waktu.
  2. Pada keluarga, seorang ayah yang menyuruh anaknya untuk beribadah.
  3. Pada masyarakat, seorang ustad yang memberikan tausiahnya kepada masyarakat.